Vapor, Trend Baru Dikalangan Anak Muda

Vapor atau yang dikenal dengan istilah rokok elektronik bukan menjadi hal asing lagi dikalangan masyarakat, terutama anak muda. Vapor dipercaya dapat menggantikan keberadaan rokok konvensional. Trend rokok elektronik ini dimulai pada tahun 2015 dan sampai pertengahan tahun 2016  menjadi gaya hidup baru yang digandrungi oleh kalangan anak muda pada zaman sekarang.
Penggunaan vapor awalnya bertujuan untuk mengurangi pemakaian dari rokok konvensional. Sebagian besar masyarakat, menganggap penggunaan vapor lebih menyehatkan dibandikan dengan menggunakan rokok konvensional. Keberadaan vapor yang semakin meningkat didukung pula dengan adanya isu kenaikan harga rokok konvensional, hal itu menjadi salah satu alasan yang membuat para pengguna rokok konvesional beralih menggunakan rokok elektronik. 

Yogyakarta menjadi salah satu kota di Indonesia yang masyarakatnya mulai beralih menggunakan vapor. Hampir di setiap sudut ruang publik pengguna rokok elektronik sangat mudah untuk dijumpai. Selain menjadi gaya hidup baru dikalangan anak muda, kelayakan penggunaan vapor juga masih hangat diperbincangkan. 

“Keliatanya sih lebih ngeri kalo pake rokok elektronik karna kabarnya bisa meledak sewaktu – waktu, dan kayanya dua – duanya tetap berbahaya dan tidak menyehatkan sih,” ujar seorang perokok pasif, Elvira Indriana Wardani di Yogyakarta. Elvira juga mengatakan dengan adanya rokok elektronik, kenyamanan di ruang publik sangat terganggu. Hal itu disebabkan karena asap yang dihasilkan oleh rokok elektronik ini jauh lebih banyak dibandingkan rokok konvensional. 

Maldini Yoga Pratama, merupakan salah satu pengguna vapor di Yogyakarta. Ia juga menjadi orang yang mendirikan sebuah komunitas vapor di Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Yogyakarta yang bernama “Veteran Vapers Squad”. Komunitas itu menjadi wadah para pengguna vapor untuk saling bertukar informasi seputar rokok elektronik tersebut. Komunitas yang terbentuk pada 13 September 2016 ini, sudah memiliki anggota yang berjumlah cukup banyak. 

“Awalnya iseng aja ngebentuk komunitas vapor UPN ini, tapi gak disangka yang minat gabung ke komunitas ini ternyata lumayan banyak,”ujar Maldani

  Didalam komunitas “Veteran Vapers Squad” rata – rata anggotanya adalah pengguna rokok konvensional yang kemudian beralih menjadi pengguna rokok elektronik. Tetapi, para pengguna rokok elektronik tidak sepenuhnya meninggalkan rokok konvensional. Bagi mereka yang menggunakan kedua jenis rokok tersebut adalah hal sulit jika harus memilih salah satu. Seperti yang diungkapkan oleh Jefri Hutama Arbi yang merupakan anggota komunitas “Veteran Vapers Squad”.

“Aku susah kalo harus pakai salah satu, karna emang masih belum bisa ninggalin rokok konvensional, tapi aku juga gak mau kalo harus ninggalin vapor.” Ujar Jefri, salah seorang anggota “Veteran Vapers Squad”. Tidak hanya Jefri, Maldini juga mengungkapkan bahwa Ia juga salah satu yang masih menggunakan keduanya.

“Susah banget kalo harus milih salah satu dari rokok elektronik sama rokok konvensional, karna emang dua – duanya aku masih pake. Aku belum bisa lepas 100% dari rokok konvensional. Dan mana yang lebih sehat sih kalo aku sebenernya lebih menyehatkan rokok elektronik ketimbang rokok konvensional, tapi tetap belum bisa buat ninggalin rokok konvesional.”ungkap Maldini.

Trend baru ini benar – benar membawa pengaruh yang sangat besar dikalangan anak muda. Tidak sedikit anak muda yang beralih untuk menggunakan rokok elektronik, tanpa mengetahui dampak negative dan positivenya. Sehingga seringkali penggunaan rokok elektronik disalah gunakan hanya untuk mengikuti trend terkini.

”Kami para pengguna vapor sih berharap vapor gak dipakai cuman karna mau ngikutin trend aja. Kami juga berharap yang pakai vapor itu tau luar dalem vapor itu kaya gimana, biar nanti gak ada kejadian yang gak diharapin kaya apa yang diisukan sekarang,” lanjut Jefri. (Febrielina Done)

2 Comments

Add yours →

  1. Wow keren tulisannya kak

    Like

  2. Wow, keren infonya kak 😀

    Like

Leave a comment